JAKARTA
– Pembangunan program transmigrasi gencar dilaksanakan pemerintah pusat dan
daerah. Berbagai target telah dicapai dari program transmigrasi. Contohnya,
terakumulasinya sertifikat tanah yang mencapai hampir 72.000 bidang sertifikat,
selanjutnya, untuk penyiapan permukiman dan penempatan transmigrasi sebanyak
1.465 KK di 22 lokasi dan 167 lokasi yang menjadi target UPT dan 22 KTM. Juga,
terbentuknya 153 kawasan dan 20 KPB.
Pencapaian
tersebut disampaikan Direktur Jenderal Pengembangan Kawasan Transmigrasi
(PKTrans) M.Nurdin yang didampingi Dirjen Penyiapan Kawasan dan Pembangunan
Pemukiman Tranmigrasi (PKP2Trans) R.Hari Pramudiono dalam acara rapat
pemantapan pelaksanaan anggaran dan penyerahan POK TA 2019.
Nurdin
mengatakan, kerja nyata pembangunan transmigrasi turut mengembangkan Kawasan
menjadi desa, kecamatan, kabupaten, dan bahkan provinsi.
“Terbangun
dan berkembangnya 144 kawasan yang berfokus pada 72 Satuan Permukiman (SP)
menjadi pusat Satuan Kawasan Pengembangan (SKP), dari target 144 kawasan tersebut,
sepanjang 2015-2018 telah tercapai sebanyak 153 kawasan, dan target
berkembangnya 20 Kawasan Perkotaan Baru (KPB) sudah tercapai sepanjang
2015-2018,” ungkapnya saat memberikan laporan dalam acara pemantapan
pelaksanaan anggaran dan penyerahan POK TA 2018 Ditjen PKTrans dan PKP2Trans
dan rapat persiapan pelaksanaan anggaran 2019, di Oproom Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) di Jakarta,
Kamis (27/12).
Dia
melanjutkan, realisasi penyerapan akhir anggaran 2018 kegiatan PKTrans dan
PKP2Trans rata-rata 93 persen. Rencana kerja PKP2Trans di 2019 akan melakukan
pembukaan lahan, kemudian pembangunan jalan, jembatan, rumah transmigrasi dan
SHB, fasilitas umum, drainase. Sedangkan PKTrans melakukan pengembangan dalam
melengkapi di UPT yang dibina 5 tahun, melengkapi sarana prasarana, kegiatan
ekonomi, kesehatan, dan sertifikat tanah.
“Tiga
program utama transmigrasi untuk tahun 2019, pertama, revitalisasi semua sarana
prasarana yang ada di daerah untuk dimaksimalkan terutama revitalisasi lahan
utama agar produktivitasnya meningkat. Merehab jalan, jembatan, jaringan
irigasi, pintu air agar membangun embung, dan menunjang program prukades
sehingga produktivitas meningkat. Kedua, program kemitraan, dari 15,6 Triliun, sekarang
menjadi 16,9 Triliun investasi dari program transmigrasi. Beberapa sudah
dilakukan groundbreaking tanam perdana di salah satu kecamatan di Merauke untuk
Suku Marind dan Suku Jenan kurang lebih 300 KK,” terangnya.
Menteri
Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Eko Putro
Sandjojo mengapresiasi atas target-target yang sudah dijalankan dalam program
ketransmigrasian. Dia senang karena target transmigrasi sudah terlampaui
semuanya dan ini karena kerja sama dan kerja keras pegawai transmigrasi di
Kemendes PDTT dan dinas transmigrasi di daerah.
“Kerja
keras kita membantu mempercepat penderitaan dari 27 juta orang miskin yang ada
di Indonesia, dari 27 juta orang yang mereka harus ambil air saja 3 jam, jadi
kita kerja lambat saja sudah memperpanjang kesengsaraan mereka, apalagi kalau
hak mereka kita rampas, itu kita zhalim,” katanya.
Dia
mengungkapkan bahwa bisnis model trasnmigrasi kini berbeda dari masa lalu.
Kalau masa lalu memindahkan dari daerah padat ke daerah miskin, tuntutannya
sekarang beda. Kalau sekarang bangun transmigrasi tidak hanya berikan sawah,
cangkul, bibit, jadup, sekarang tuntutannya sudah beda, kita sediakan
pascapanen, sehingga mereka tidak kesulitan menjual produknya sehingga mereka
tidak ada pilihan untuk kembali ke kota jadi buruh dll.
Menurutnya,
harus diakui kalau transmigrasi juga menyisakan persoalan, ternyata masyarakat
pendatang karena etos kerjanya lebih kuat lebih cepat majunya dari masyarakat
lokal, itu menimbulkan kesenjangan, dan kesenjangan bisa menimbulkan gejolak
sosial.
“Nah
hal-hal demikian yang kita evaluasi karenanya model trasnmigrasi kita ubah.
Pertama, transmigrasi yang kita lakukan adalah transmigrasi lokal, memberikan
kesempatan kepada masyarakat lokal untuk bisa mendapatakn kesempatan, setelah
masyarakat lokalnya terakomodasi baru kita bawa masyarakat dari daerah lain
yang lebih padat untuk membantu. Makanya beberapa daerah masih kita berlakukan
moratorium untuk transmigrasi," paparnya.
Ia
melanjutkan, sebagian besar anggran didekontrasikan ke daerah-daerah.
Keberanian politik seperti ini desa tidak akan bisa independent, kalau daerah
tidak kita berikan bisnis modelnya, tidak akan berubah karena yang paling tahu
di daerah adalah daerah itu sendiri.
“Transmigrasi
punya peran yang sangat besar untuk mengurangi kesenjangan. Dalam mempercepat
proses pembangunan transmigrasi melibatkan K/L lain, dunia usaha dan perbankan.
Investasi pascapanen swasta di daerah-daerah mencapai 47 Triliun di kawasan
perdesaan dan 16,9 Triliun di kawasan transmigrasi,” pungkasnya bangga.
Perlu
diketahui, pada 2019 pemerintah akan membuka lahan pemukiman transmigrasi di 10
provinsi seluas 1.334,33 hektar untuk penempatan 1.465 KK.
0 Response to "TARGET PROGRAM KEMENDES PDTT TERLAMPAUI"
Post a Comment